Hal Paling Tak Terlupakan Dari Pesantren, ...
Kalau membahas tentang itu, Pastinya sangat banyak sekali karena saya pribadi berpikir jika saja dulu orang tua saya tidak mendaftarkan pembelajaran di pesantren mungkin, tidak akan seperti sekarang. Dan sangat disayangkan jika moment-moment tersebut lenyap begitu saja dalam memory saya. Sejak duduk dibangku sekolah dasar memang sudah terbiasa hidup di pesantren, dan memang banyak sekali kenangan-kenangan yang tak terlupakan hingga mengenyam pembelajaran di pesantren Al-Hikmah Benda Sirampog Brebes.
Diatas sudah saya katakan banyak sekali peristiwa-peristiwa yang sangat melekat dalam jiwa saya, tapi hanya sedikit yang bisa saya ceritakan melalui tulisan ini, mungkin pada kesempatan berikutnya akan ku tulis kengan-kengan lainya.
Dulu waktu pertama kali saya belajar di pesantren memang serasa biasa-biasa saja, tapi lambat laun rasa itu mulai berubah menjadi luar biasa setelah melewati beberapa tahap (kaya kuis aja yah,,, hehe). Sebelum dilanjut tahapan-tahapannya, sedikit saya gambarkan pesantren tersebut. Mungkin buat kalangan santri sudah tidak asing lagi dengan bahasa santri kalong (Selesai mengaji langsung pulang) nah, dulu pesantren yang pertama kali memang letaknya tidak jauh dari rumah saya, karena masih dalam lingkup satu kampung, jadi kadang kalo lagi ingin pulang kerumah cukup beberapa pijakan kaki melangkah saja langsung sampai. ^_^.
Lalu apa sih tahap berikutnya yang biasa bisa jadi luar biasa ?...
Dulu pengasuh pesantrennya punya bisnis jamu-jamu tradisional, Nah sepulang sekolah ada tuh beberapa dari santri beliau yang di percaya untuk menjualkan jamu nya, termasuk saya.Siapa sih yang nggak seneng jika diberi kepercayaan sama seorang ulama disebut namanya saja kita sudah senang dan bahagia apalagi sampai diberi mandat untuk menjualkan jamu-jamu beliau. Pokoknya sepulang sekolah saya dan teman-teman langsung keliling kampung dan berpencar memasarkan jamu tersbut, dari situ secara tidak langsung saya diajarkan cara berjualan, cara bersosialisasi dengan masayarakat.
Dan alhamdulillah tak membutuhkan waktu lama, jamu pun sudah habis di beli. semakin cepat habis maka semakin cepat pula tuk kembali ke pesantren, waktu itu kalau dalam sehari bisa menjual dalam jumlah banyak beliau memberi ijazah buat kita. hehehe. Yang pasti dari situ juga kita diajarkan jujur saat berjualan.
Berikutnya ada kebiasaan kita di pesantren yang hingga saat ini kita masih merindukannya dan jika sesekali kontak dengan teman-teman seangkatan dulu hanya kalimat "Ayo kapan lagi nih kita kaya dulu lagi",
Apa coba kebiasaannya ? mungkin sahabat juga pernah mengalaminya...hehe
Pernah dengar bukan makanan dengan lauk ayam sawah / ayam tanpa tulang ? hehe. Kalau santri pasti tahu ^_^.. nah tuh kan senyum-senyum sendiri, uppsss ngga senyum yah, okelah tak apa. ^_^.
Dulu kalau lagi persedian bekal menipis, kami selalu membuat menu yang simple, mura, lezat dan berkesan, yaitu makan cukup dengan lauk ayam sawah / ayam tanpa tulang / terong yang di bakar dan di buatkan sambal parudan /serutan kelapa (bukan serundeng loh ya) tapi kelapa yang sudah di parud /di serutkan dicampur rempah seperti kita akan membuat sambal setelah terong dibakar lalu kita penyetkan bercampur dengan sambal parutan kelapa tadi, jreng jreng jadi dweh Ayam Sawah Penyet Ala Santri, hehehe. Eh belum selesai setelah jadi lauknya makanya nggak sendiri-sendiri tapi kita menyediakan nampan / wadah yang lebar siap dengan nasinya, kita campurkan tuh Ayam Sawah Penyet tadi dengan Segerumbulan nasi diatas wadah.
Cara makannya juga bukan dibagi-bagi perwadah tapi kita harus dalam posisi kuda-kuda, hehehe kaki kanan masuk barisan kaki kiri keluar barisan , itu kalau yang menyantap lebih dari 7 orang. tapi jika sedikit yang penting memutari wadah tersebut. hehe
Wah, rasanya maknyusss....nggak kalah dweh dengan restoran-restoran ternama loh, hehe.
Tengah malam di bawah sinar rembulan dan dinginnya agin malam yang setia menemani kita, rasanya moment itu sangat sulit sekali di lupakan, dengan menu yang sederhana tapi bisa menjadi luar biasa jika bersama sahabat-sahabat tercinta.
Itu baru seglumik kisah pertama kali saya nyantri,,, masih banyak kenangan-kenangan yang tak bisa saya lupakan, tentunya juga bertumpuk kenangan sewaktu melanjutkan nyantri di alhikmah.
Dari situlah indahnya pesantren, selain bisa mendalami ilmu agama, bisa juga kita sebuat Pesantren Rumah Qur'ani . dan masih banyak lagi yang kita bisa pelajari dalam lingkup pesantren.
Maaf dan terima kasih buat
mba Damai dengan blognya
Ruang Sederhana yang telah mengadakan GA ini. Baru sedikit yang saya tulis, paling tidak mengawali saya untuk menuangkan kenangan-kenangan indah di pesantren, semoga berlajut dan sukses selalu buat para pembaca semuanya.
Sekian Semoga Bermanfaat