source image : ridertua.com
Kepergian Sang Buah Hati Untuk Selamanya , Kehilangan seseorang yang kita sayangi memang sangat berat. Perpisahan itu sudah menjadi rumusan selama kita hidup di dunia. Akan tetapi pikiran dan perasaan manusia juga terkadang mengalami naik-turun.
Alkisah : Ada seorang pengendara mobil yang kerap seklai menerobos lampu lalu lintas ketika lampu merah menyala. Pria tersebut bernama
Otong, saat itu otong yang sedang mengendarai mobilnya dengan terburu-buru untuk menghadiri acara keluarga kedapatan lampu kuning yang bertanda harus hati-hati (
memperlambat laju kendaraan). Sekitar 3 meter lampu sudah merah (
bertanda harus berhenti), bukan malah berhenti, otong justru ragu mau injak pedal rem atau gak.
Ah, mumpung baru menyala merah mending saya tancap gas...
"gumamnya",...
Priiiiiiit ... suara peluit petugas kepolisian untuk memberhentikan kendaraan otong karena telah melanggar lalu lintas, yaitu menerobos lampu merah.
Seketika Otong kaget mendengar suara peluit petugas, dan segera merapat kepinggir mobilnya. dilihatnya dari spion mobil, Ah ... ternyata si
Ateng toh, petugas polisi yang memberhentikanku "
kata otong" kemudian ia turun dari mobil
Hai Ateng ... Lama tidak berjumpa ya .. "
Sapa otong" (
Ateng adalah sahabat dekatnya otong sejak kecil)
Ateng :
Hai, juga ... (tanpa senyum) maklum petugas profesional harus bisa bersikap saat bertugas. ^_^
Otong :
Roman-romannya aku kena tilang nih ... (sambil senyum-senyum). Iya nih, soalnya saya lagi buru-buru, anak saya hari ini ulang tahun, dan harus sampai tepat waktu, jika terlambat bisa gagal semua acaranya.
Ateng :
Iya, tapi kamu tetap saya tilang karena telah melanggar peraturan lalu, sekarang tunjukan SIM dan surat-surat kendaraannya.
Otong :
Yah, kan aku tidak pas banget terobos lampu merah, (ceritanya lagi ngeles gitu ^_^)
Ateng :
Iya, tapi kamu sudah sering lewat sini dan selalu saja melanggar, dan jelas-jelas tadi aku melihat kamu terobos lampu merah.
Dengan ketus Otong memberikan
SIM dan Surat Kendaraannya, dan langsung masuk kemobilnya. Usai surat tilang di tulis, Ateng mengetuk kaca mobil otong. Nampaknya otong masih saja kesal dan kecewa karena tidak ada sedikitpun pengertian sesama sahabat. Dibukanya sedikit saja kaca mobil sudah dapat untuk mengambil selebaran kertas yang diselipkan disela-sela kaca mobilnya, lalu Ateng segera meninggalkan tempat tersebut.
Ternyata,
SIM dan surat-surat kendaraan di kembalikan lagi bersama selebaran kertas, yang dikira itu adalah surat tilang, dan kertas itu bukanlah surat tilang melainkan sebuah pesan untuk Otong. Dan isi tulisan tersebut adalah :
“Hallo Otong, ...
Tahukah kamu ,, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.
Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi.
Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada.
Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.
Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya.
Begitu juga kali ini. Maafkan aku Otong.. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah
"Ateng”
Seketika Otong terhenyak, ia segara keluar dan mencari Ateng, namun sayang ateng sudah tidak di pos penjagaan lagi, sepanjang jalan, otong mengemudi dengan pelan, dengan suasana hati yang tak menentu, sambil berharap kesalahannya yang baru ia lakukan dimaafkan.
~Sekian~
"Semoga Bermanfaat"