Berkah Sam'an Watho'atan. Menuntut ilmu (belajar) itu wajib. Bahkan disebutkan dalam sebuah syair dimana guru-gur saya menyampaikan suluknya (jalan) santri/pelajar untuk meraih keberhasilan salah satunya yaitu dengan belajar.
Tak ada kata terlambat untuk belajar, tak ada kata usia sudah tua untuk belajar. Pertama kali manusia dilahirkan pun islam sudah menganjurkan untuk memperkenalkan Tuhan yang telah menciptakan dengan cara adzan dan iqomah, dan saat persinggahan terahirnya diliag lahat pun islam tetap menganjurkannya untuk belajar yaitu dengan cara di talqin. Dalam sebuah hadist riwayat muslim, Rasulullah berpesan "carilah ilmu sedari ayunan sampai ke liang lahat".
Bagaimana dengan orang-orang yang sudah bertahun-tahun belajar tapi tetap saja sulit untuk menyerap apa yang dipelajari?
Ada satu kisah dimana seorang santri yang sudah belasan tahun belajar dan hidup dipesantren, siang dan malam tak pernah absent dalam kehadirannya, setiap ia pulang kerumah bapak-ibu selalu bertanya tadi belajar apa nak di pesantren? "tanya mereka". Sang anakpun dengan tegas menjawab "Tadi, saya belajar tajwid, dan membaca al-qur'an pak, bu, tapi saya belum juga paham apa yang tadi saya dengar".
Begitulah setiap hari yang dilalui anak tersebut, hingga suatu ketika, ada perlombaan hafalan al-qur'an dikampungnya. Melihat anak tersebut telah mengenyam pendidikan pesantren bertahun-tahun, ditawarilah anak itu. Dengan polosnya ia menyanggupi dan minta izin ke orang tuanya.
Kedua orang tuannya bingung dan bergumam "bisa apa anak ku, belajar bertahun-tahun saja belum paham juga sampai sekarang, loh kok ... ini ikut lomba. Weladalah ... bagaimana ini?. Singkat cerita setelah perlombaan selesai ternyata anak itu telah dinobatkan menjadi juara pertama dan berhak ikut ditahap yang lebih bergengsi lagi. Loh kok bisa ?
"Kun Fayakun" kalau Orang tua dan Allah swt sudah ridha, subhanallah apapun akan terjadi. Ternyata setelah ditelusuri anak tersebut memang tergolong lemah dalam menyerap ilmu, tapi ia selalu mendengarkan dan melakukan setiap ucapan yang keluar dari guru dan kedua orang tuanya. Selagi apa yang diperintahkan itu masih dalam koridor syari'at islam.
Tapi bukan berarti dari kisah diatas lantas gugur sudah kewajiban belajar, melainkan akan lebih baik dan bermanfaat jika keduanya disandingkan secara berdampingan ya terus belajar dan sam'an watho'atan. Bukan disandingkan dalam pelaminan loh yah ...hehe ^_^.
Salam Sukses Mulia.