Manusia adalah makhluq sosial yang tak lain adalah saling membutuhkan satu sama lain. Seberapa cerdas, genius, lincah sudah pasti tidak akan bertahan hidup jika hanya seorang diri. Karena makhluq hidup itu diciptakan untuk menjaga dan melestarikan alam.
Akan tetapi dalam bersosialisasi dengan sesama makhluq hidup, kita harus tetap menjaga etika yang sudah diajarkan oleh agama kita, dan pada dasar aslinya semua agama pasti mengajarkan kebaikan dan kedamaian. Karena manusia adalah makhluq sosial yang mempunya akal dan pikiran, tentu tidak setiap kali berjalan indah sesuai keinginan, terkadang ada yang namanya, perselisisihan, kesalahpahan, sengketa dan lain sebagainya. Namun itu semua adalah satu proses menuju kebahagiaan hakiki.
Alkisah, ada seorang karyawan swasta, ia baru saja masuk di perushaan sesuai dengan skill yang ia punya. Ia merasa cocok dengan kerjaannya karena memang sudah sejalur, hingga awal masuk pun berasa enjoy. Tak lama kemudian ia mulai sedikit merasa ada kejanggalan, mulai diketahuinya bahwa rekan satu jobnya mulai menunjukan sifat atau tingkah yang aneh dan tidak seperti hari-hari biasa, sepintas "
Ah, mungkin ini hanya kebetulan saja, atau bisa jadi sedang khilaf" Gumamnya.
Ternyata apa yang ia mulai rasa hari itu, terus berlanjut bahkan hingga berkali-kali, hingga membuat dirinya mulai terkoyak. Mengingat dirinya adalah karyawan baru, sehingga ia belum bisa berbuat yang lebih jauh, hanya satu yang ia pegang dalam prinsipnya "
Aku nggak perlu takut dan bimbang selagi aku masih dalam koridor yang sesuai, aku harus tetap maju dan terus berjalan, dan fokus dengan profesi yang membuat saya enjoy dalam bekerja"